PENDAHULUAN
Penyakit Jantung
koroner (PJK) merupakan masalah kesehatan yang cukup penting, karena kebanyakan
terkena dampak penyakit ini adalah usia produktif. Badan Kesehatan Dunia (WHO)
dalam laporannya mengumumkan bahwa penyakit jantung, infeksi dan kanker masih
tetap mendominasi peringkat teratas penyebab utama kematian di dunia. Serangan
jantung masih menjadi pembunuh nomor satu dengan 29% kematian global setiap
tahun, peringkat kedua diduduki penyakit infeksi dengan 16,2% kematian, disusul
kanker dengan 12,6% kematian di dunia (Utami, 2004).
Asupan makanan merupakan
faktor terjadinya penyakit jantung koroner
terutama faktor asupan lemak. Beberapa
penelitian mengemukakan bahwa perubahan asupan makanan dapat mempengaruhi kadar
lemak darah, yang berarti pula mempengaruhi terjadinya hiperlipidemia (Thaha,
2002).
Lemak
(disebut juga lipid) adalah zat yang kaya energi, yang berfungsi sebagai
sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Kadar lemak yang abnormal
dalam sirkulasi darah (terutama kolesterol) bisa menyebabkan masalah jangka
panjang. Resiko terjadinya aterosklerosis dan penyakit arteri koroner
(Qauliyah, 2008).
Kenaikan
kadar kolesterol dalam darah tidak dapat disanggah lagi merupakan faktor resiko
dalam pembentukan penyakit jantung koroner. Hal ini dibuktikan oleh para ahli
dengan penurunan kadar kolesterol dalam darah, menurunkan pula resiko
pembentukan arterosklerosis penyebab penyakit jantung koroner. Kolesterol
sendiri tidak dapat dipisahkan dari lipoprotein dan lipida lainnya sebagai
faktor aterogenik. Sebab, dalam sirkulasi kolesterol berkaitan dengan
lipoprotein (Sitepoe, 1992).
Keterkaitan trigliserida dengan penyakit jantung koroner
adalah peningkatan terhadap LDL. Kolesterol dan penurunan HDL kolesterol
apabila terjadi hipertrigliseridemia. Trigliserida bersirkulasi dalam darah
bersama-sama dengan VLDL, yang bersifat aterogenik. Disamping itu,
hipertrigliseridemia membantu trombosit arteri koroner, mendorong penyakit
jantung koroner (Sitepoe, 1992).
Kolestrol yang berada dalam zat makanan dapat
meningkatkan kadar kolestrol dalam darah. Jika konsumsi kadar kolestrol
meningkat maka akan bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap didalam pembuluh
darah yang menyebabkan penyempitan sehingga suplai darah ke jantung tidak cukup
jumlahnya dan meningkatkan penyakit jantung koroner. Sedangkan trigliserida
merupakan komponen yang normal dari darah,. Sebagian makanan yang mengandung lemak berbentuk trigliserida,
sehingga akan meningkatkan kadar trigliserida dalam darah dan cenderung
meningkatkan kadar kolestrol (Soeharto, 2004).
Penelitian Alberto et al. 1996, bertujuan untuk melihat hubungan
antara asupan lemak dan kejadian PJK Amerika Serikat. Hasil penelitian
memperlihatkan adanya hubungan yang pada laki-laki dewasa dan tua, dilakukan di
signifikan antara asupan lemak jenuh dengan resiko penyakit jantung.
Data rekam medik di RSUD Provinsi
Sulawesi Tenggara dilaporkan Prevalensi penyakit jantung tahun 2008, yakni
penyakit jantung reumatik kronik sebesar 6,19%, Infark miokard akut 1,58%,
penyakit jantung iskemik lainnya (PJK) 32,36%, dan penyakit jantung lainnya
sebesar 48,49%.
Data rekam medik RSUD Provinsi Sulawesi
Tenggara di laporkan bahwa prevalensi penderita penyakit jantung koroner rawat jalan selama 4 tahun terakhir terus
mengalami peningkatan yakni pada tahun 2006 sebanyak 1039 orang, tahun 2007
sebanyak 1406 orang, pada tahun 2008 sebanyak 1578 orang, dan terus meningkat
pada tahun 2009 sebesar 1602 orang.
Berdasarkan fenomena tersebut,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul hubungan asupan lemak
dengan kadar kolesterol total dan trigliserida darah pada pasien penyakit
jantung koroner (PJK) rawat jalan di RSU. Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2011.
BAHAN DAN METODE
Penelitian
termasuk jenis penelitian deskriftif analitik dengan pendekatan Cross
Sectional Study.
Penelitian ini telah dilaksanakan
pada tanggal 11-28 Agustus 2011 di Poli
Jantung RSU. Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011.
Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien PJK (Penyakit Jantung Koroner) rawat
jalan di RSU. Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2011 sebanyak 220 orang.
Sampel dalam penelitian ini
yaitu pasien PJK rawat jalan di RSU. Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010
sebanyak 61 sampel. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Purporsive
Sampling dengan kriteria sampel
sebagai berikut :
1. Terdaftar
sebagai pasien rawat jalan di RSU. Propinsi Sultra
2. Berusia >40 tahun
3.
Penderita PJK yang sudah beberapa kali
kunjungan.
4. Penderita PJK tanpa komplikasi
5. Bersedia untuk menjadi sampel
6. Mampu berkomunikasi dengan baik.
Untuk menghitung besarnya sampel yang populasinya lebih
kecil dari 10000 mengunakan rumus:
n = 220
220.(0,10)² + 1
n = 220
220 (0,01) + 1
n = 220
3,2
n = 61
sampel
Keterangan
N =
Jumlah populasi
n =
Besar sampel
d =
Besar presisi 10% atau 0,10
(Notoatmodjo,
2004)
Jenis
dan Cara Pengumpulan Data
1. Data Primer
a. Identitas
sampel dikumpulkan melalui hasil wawancara dengan menggunakan kuisioner
b. Data asupan
lemak dikumpulkan dengan menggunakan Food
Frequensi (FFQ).
2. Data
Sekunder
a. Data kadar kolesterol total di peroleh dari
rekapan hasil pemeriksaan laboratorium pasien PJK.
b. Data kadar trigliserida diperoleh dari rekapan
hasil pemeriksaan laboratorium pasien PJK.
c. Data profil/demografi RSU. Provinsi Sulawesi Tenggara yang meliputi lokasi, ketenagaan, sarana dan prasarana, dan lain-lain di peroleh dari hasil
dokumentasi.
PENGOLAHAN
DATA
1.
Data asupan lemak diolah secara manual berdasarkan hasil
wawancara menggunakan Food Frequensi
mengenai asupan lemak pasien dan di tentukan dengan mencatat setiap jawaban
responden, kemudian menjumlahkan skor dari tiap item pertanyaan asupan lemak,
selanjutnya dibandingkan dengan standar asupan lemak
2. Data kadar
kolesterol darah diolah berdasarkan bobot jawaban responden kemudian
dibandingkan dengan kriteria objektif kolesterol darah.
3.
Data kadar trigliserida diolah berdasarkan
bobot jawaban responden kemudian dibandingkan dengan kriteria objektif kadar
trigliserida dalam darah
DEFINISI OPERASIONAL DAN KRITERIA OBYEKTIF.
1. Asupan lemak dalam penelitian
ini adalah jumlah lemak yang dikonsumsi pasien PJK. Lemak adalah zat yang kaya
energi, yang berfungsi sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme
tubuh. Lemak diperoleh dari makanan atau dibentuk di dalam tubuh, terutama di
hati dan bisa disimpan di dalam sel-sel lemak untuk digunakan di kemudian hari
(Hartono, 2007).
Kriteria objektif :
Tinggi apabila
total asupan lemak ≥ 80 % AKG
Normal apabila
total asupan lemak < 80% AKG
(Almasier, 2002).
2.
Kolesterol
total dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol total yang terdapat pada
hasil pemeriksaan laboratorium terakhir pasien PJK, dengan kriteria objektif :
a.
Kolesterol normal apabila kadar kolesterol
total ≤ 200 mg/dl
b.
Kolesterol tinggi apabila kadar kolesterol
total > 200 mg/dl
(Soeharto, 2004).
3. Trigliserida dalam penelitian
ini adalah kadar trigliserida dalam darah yang terdapat pada hasil pemeriksaan
laboratorium terakhir pasien PJK, dengan kriteria objektif:
a.
Trigliserida normal apabila kadar trigliserida 40-155 mg/dl.
b.
Trigliserida tinggi apabila kadar
trigliserida >155 mg/dl. (Soeharto,
2004)
4. Pasien
Penyakit Jantung Koroner
adalah penderita kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner
dimana terdapat penebalan dinding dalam pembuluh darah disertai adanya plak yang akan mempersempit
liang atau (lumen) arteri koroner
akhirnya akan menganggu aliran darah ke otot jantung (Qauliyah, 2008)
HASIL DAN BAHASAN
Karakteristik
|
Jumlah
|
n
|
%
|
Umur
|
|
|
30 – 49
|
27
|
44,2
|
50 – 64
|
22
|
36,1
|
65 Tahun ke atas
|
12
|
19,7
|
Jenis Kelamin
|
|
|
Laki-Laki
|
27
|
44,3
|
Perempuan
|
34
|
55,7
|
Kadar Kolesterol Darah
|
|
|
Normal
|
20
|
32,8
|
Tinggi
|
41
|
67,2
|
Kadar Trigliserida Darah
|
|
|
Normal
|
20
|
32,8
|
Tinggi
|
41
|
67,2
|
Asupan Lemak
|
|
|
Normal
|
23
|
37,7
|
Tinggi
|
38
|
62,3
|
Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian
besar sampel yaitu 65,8% (n=50) memiliki bahwa dari 61 sampel
sebagian besar 36,1 % pada kategori umur 50-64
tahun dan sebagian kecil 19,7 % pada kategori umur 65 tahun ke atas. Sebagian besar 55,7 % berjenis kelamin perempuan, selebihnya 42,3 %
berjenis kelamin Laki–laki.
sebagian besar 67,2 % kadar kolesterol
darah dalam kategori tinggi, selebihnya 32,8 % dalam kategori normal.
Kemudian dari 61 sampel sebagian besar 67,2% kadar
trigliserida dalam kategori tinggi, selebihnya 32,8 % dalam kategori normal dan
sebagian besar 62,3 % asupan lemaknya dalam kategori tinggi, selebihnya 37,7 % dalam kategori normal.
Hubungan Kadar Kolesterol Total dengan Asupan Lemak
Kadar Kolesterol Total
|
Asupan Lemak
|
Hasil Uji
|
Normal
|
Tinggi
|
n
|
%
|
n
|
%
|
Normal
|
13
|
56,5
|
9
|
25,7
|
P = 0,245
|
Tinggi
|
10
|
43,5
|
26
|
74,3
|
(0,05)
|
Total
|
23
|
100
|
35
|
100
|
|
Tabel diatas menunjukan bahwa dari 38 sampel yang asupan lemaknya tinggi
sebagian besar 81,6% memiliki kadar kolesterol yang tinggi, dan dari 23 sampel
yang asupan lemaknya dalam kategori normal sebagian besar 56,5% memiliki kadar
kolesterol normal.
Berdasarkan
analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh nilai p = 0,002
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kadar kolesterol total
dengan asupan lemak.
Kebiasaan
kurang mengkonsumsi jenis bahan makanan yang dapat membantu menurunkan
kolesterol (hipokolesterolemik) antara lain serat dari sayuran dan buah-buahan,
kacang kedelai (tempe) juga dapat mempengaruhi kolesterol darah (Karyadi, 2002).
Pada dasarnya pola
konsumsi pangan merupakan hasil budaya masyarakat yang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dan faktor manusia itu sendiri, seperti kebiasaan makan, pendapatan
keluarga dan pengetahuan gizi. Kebiasaan makan keluarga sangat penting
diperhatikan karena sikap terhadap makanan menunjukkan ada hubungan antara
makanan dan kesehatan. Kesukaan yang berlebihan terhadap satu jenis makanan atau
disebut sebagai fadisme makanan akan mengakibatkan kurang bervariasinya makanan
dan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan
kehidupan modern yang serba cepat, tersedianya fasilitas pelayanan makanan baik
berupa warung, cafetaria, atau tempat – tempat penjualan makanan yang dapat
dihidangkan dan dimakan secara praktis dan cepat sering mendorong tumbuhnya
fadisme makanan tersebut(Moedji Mahmien, 1992 )
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
di Indonesia oleh Sulastri, et al., (2005) tentang pola makan dan profil
lipid laki-laki etnik Minangkabau didapatkan hasil terdapat korelasi positif
yang bermakna antara asupan lemak total dan asam lemak jenuh dengan kadar
kolesterol plasma dan LDL-Kolesterol (r= 0,268, p= 0,008; r= 0,258, p= 0,011 dan r= 0,272, p= 0,007’ r= 0,266, p=
0,009). Pada analisis multivariat didapatkan bahwa asupan lemak total mempunyai
hubungan yang paling bermakna dengan kadar kolesterol total (p= 0,003), subyek
penelitian yang mengkonsumsi lemak total lebih dari yang dianjurkan beresiko
hiperkolesterolemia 2,621 kali lebih tinggi dibandingkan yang mengkonsumsi
cukup atau kurang (OR = 2,621 : Cl 95%)
Hubungan Asupan Lemak dengan Trigliserida
Darah
Kadar Trigliserida Darah
|
Asupan Lemak
|
Hasil Uji
|
Normal
|
Tinggi
|
n
|
%
|
n
|
%
|
Normal
|
11
|
47,8
|
9
|
25,7
|
P = 0,245
|
Tinggi
|
12
|
52,2
|
26
|
74,3
|
(0,05)
|
Total
|
23
|
100
|
35
|
100
|
|
Tabel diatas menunjukan bahwa dari 38 sampel yang asupan lemaknya tinggi
sebagian besar 84,2% memiliki kadar kolesterol yang tinggi, dan dari 23 sampel
yang asupan lemaknya dalam kategori normal sebagian besar 52,2% memiliki kadar
kolesterol normal.
Berdasarkan
analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh nilai p = 0,007
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kadar trigliserida darah
dengan asupan lemak.
Asupan makanan merupakan faktor
terjadinya penyakit jantung koroner
terutama faktor asupan lemak. Beberapa
penelitian mengemukakan bahwa perubahan asupan makanan dapat mempengaruhi kadar
lemak darah, yang berarti pula mempengaruhi terjadinya hiperlipidemia (Thaha,
2002).
Ada beberapa penyebab tingginya kadar
trigliserida, misalnya saja kegemukan, kurang bergerak, konsumsi makanan yang
kaya karbohidrat sederhana (gula, tepung) dan lemak jenuh. Pada beberapa kasus,
lonjakan trigliserida juga terkait dengan penyakit diabetes, penyakit ginjal
atau hati, serta faktor keturunan dalam keluarga. Faktor genetik paling sulit
diatasi karena reseptor di dalam sel-sel hati yang bertugas untuk mengubah trigliserida
yang berlebih untuk menjadi kolesterol telah mengalami cacat bawaan. Dari
berbagai risiko di atas, sudah jelas bahwa konsumsi makanan yang sehat,
ditambah aktivitas fisik bisa menurunkan kadar trigliserida yang berbonus pada
naiknya jumlah kolesterol baik. Diet untuk penderita hipertrigliseridemia
adalah membatasi asupan lemak jenuh dan mengurangi karbohidrat sederhana
seperti gula dan tepung. Bagi mereka yang kegemukan, penurunan berat badan
biasanya efektif dalam menurunkan kadar trigliserida (Santoso, 2009).
KESIMPULAN
1.
Asupan lemak pada pasien Penyakit Jantung
Koroner rawat jalan di RSU. Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011 sebagian besar 62,3 % asupan lemaknya dalam kategori tinggi.
2.
Kadar kolesterol total pada pasien Penyakit
Jantung Koroner rawat jalan di RSU. Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011 sebagian besar 67,2 % kadar kolesterol darah
dalam kategori tinggi.
3.
Kadar trigliserida darah pada pasien
Penyakit Jantung Koroner rawat jalan di RSU. Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2011 sebagian besar 67,2% kadar
trigliserida dalam kategori tinggi.
4.
Ada hubungan asupan lemak dengan kadar
kolestrol total pada pasien Penyakit Jantung Koroner rawat jalan di RSU. Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2011.
5.
Ada hubungan asupan lemak dengan kadar trigliserida pada
pasien Penyakit Jantung Koroner rawat jalan di RSU. Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2011.
SARAN
1. Bagi institusi kesehatan, perlu adanya
upaya Bagi Rumah sakit umum daerah agar memberikan penyuluhan tentang efek
asupan lemak yang berlebihan bagi penderita jantung koroner sehingga dapat
mengurangi asupan lemak bagi penderita jantung.
2. Bagi penderita jantung koroner hendaknya membatasi makanan yang
tinggi lemak guna mengurangi resiko terjadinya penyakit jantung koroner.
DAFTAR PUSTAKA
Adib. M,
2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari
Hipertensi, Jantung dan Stroke. PT. Aksara D’loka Grafika:Yogyakarta.
Almada,
1997. Kelainan Lipid. www.Medicastore.com. Diakses tanggal 25 April 2011.
Almatsiet.
S, 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Arshan,
2009. Jantung Koroner. www. Asian Brain.com. diakses tanggal 20 April 2010.
Budiyanto, 2002. Gizi dan Kesehatan. Bayu Media. UMM Press.
Bustan, M. N, 1997. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta
Heslet, 2002. Kolesterol. Kesaint Blanc. Jakarta.
Hull, Allison. 1996. Penyakit Jantung, Hipertensi dan Nutrisi. Bumi Aksara: Jakarta.
Karyadi,
2002. Hidup Bersama Penyakit Hipertensi, Asam Urat Penyakit Jantung Koroner.
Intisari : Jakarta.http//:www.jantung.co.id, diakses tanggal 5 Maret 2010.
Lipoeto, N.I., 2006. Zat Gizi Dan
Makanan Pada Penyakit Kardiovaskuler.
Andalas University
Press.http://kadovaskuler.com. diakses
tanggal 5 Maret 2010.
Moore,
1997. Pengaturan Makanan dan Diit Untuk
Penyembuhan Penyakit. PT. Gramedia:Jakarta. http://diit.co.id.
Diakses tanggal 5 Maret 2010.
Notoatmodjo,
2004. Metodologi Penelitian. PT.
Rineka Cipta: Jakarta.
Petch. M,
1995. Penyakit Jantung. PT. Arcan,
Jakarta.
Santoso, 2009. Trigliserida, Sama Bahayanya dengan
Kolesterol. www. Kompas.com. diakses tanggal 26 April 2010.
Sitepoe. M,
1992. Kolestrolfobia Keterkaitannya
Dengan Penyakit Jantung. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Soeharto.
I, 2004. Penyakit Jantung Koroner dan
Serangan Jantung. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta
Sugiyono, 2004, Statistik Untuk
Penelitian, CV. Alfabeta, Bandung
Supari, S.F., 2004. ”Fatty In Cardiovascular Disease” New Paradigm. Pidato Ilmiah HUT ke 58 FK- UGM.http://www.wordpress.com.//.
Diakses tanggal 26 April 2010
Supariasa,
IDN, Bakri, dan Fajar I, 2001. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Thaha, 2002. Pangan
dan Gizi di Era Desentralisasi : Masalah dan Strategi Pemecahannya, DPP
Pergizi Pangan Indonesia dan Pusat Pangan, Gizi dan Kesehatan Unhas, Makassar.
boleh saya minta jurnalnya? bisa tidak dikirim lewat email?
BalasHapus