Translate

Rabu, 15 Oktober 2014

Jurnal : Hubungan Asupan Lemak dengan Kadar Kolesterol Total Trigliserida Darah pada Pasien PJK



HUBUNGAN  ASUPAN LEMAK DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DAN TRIGLISERIDA DARAH PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) RAWAT JALAN DI RSU. PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2011

Ellyani Abadi

RINGKASAN

  
Hubungan Asupan Lemak dengan Kadar Kolesterol Total dan Trigliserida darah Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) Rawat Jalan di RSU. Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011.
   Penyakit Jantung koroner (PJK) merupakan masalah kesehatan yang cukup penting, karena kebanyakan terkena dampak penyakit ini adalah usia produktif. Kenaikan kadar kolesterol dalam darah tidak dapat disanggah lagi merupakan faktor resiko dalam pembentukan penyakit jantung koroner Keterkaitan trigliserida dengan penyakit jantung koroner adalah peningkatan terhadap LDL. Kolesterol dan penurunan HDL kolesterol apabila terjadi hipertrigliseridemia.Asupan makanan merupakan faktor terjadinya penyakit jantung koroner  terutama faktor asupan lemak Data rekam medik RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara di laporkan bahwa prevalensi penderita penyakit jantung koroner  rawat jalan selama 4 tahun terakhir terus mengalami peningkatan yakni pada tahun 2006 sebanyak 1039 orang, tahun 2007 sebanyak 1406 orang, pada tahun 2008 sebanyak 1578 orang, dan terus meningkat pada tahun 2009 sebesar 1602 orang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan lemak dengan kadar kolesterol total dan trigliserida darah pada pasien penyakit jantung koroner rawat jalan di RSU. Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriftif analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien PJK (Penyakit Jantung Koroner) rawat jalan di RSU. Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 sebanyak 220 orang. Dan sampel sebanyak 61 orang yang diambil menggunakan  Purporsive Sampling
Hasil penelitian menunjukan bahwa Asupan lemak pada pasien penyakit jantung koroner rawat jalan di RSU. Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 sebagian besar  62,3 % asupan lemaknya dalam kategori  tinggi. Kadar kolesterol total pada pasien penyakit jantung koroner rawat jalan di RSU. Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011 sebagian besar 67,2 % kadar kolesterol darah dalam kategori tinggi. Dan kadar trigliserida darah pada pasien penyakit jantung koroner rawat jalan di RSU. Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011 sebagian besar 67,2% kadar trigliserida dalam kategori tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui ada hubungan asupan lemak dengan kadar kolestrol total dan trigliserida darah pada pasien penyakit jantung koroner rawat jalan di RSU. Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010.dan saran Bagi Rumah sakit umum daerah agar memberikan penyuluhan tentang bahaya asupan lemak yang berlebihan bagi penderita jantung koroner sehingga dapat mengurangi asupan lemak bagi penderita jantung dan bagi penderita jantung koroner hendaknya membatasi makanan yang tinggi lemak guna mengurangi resiko terjadinya penyakit jantung korone

Daftar Pustaka 25 (1992 – 2009)
Kata Kunci : PJK. Lemak, Kolesterol dan Trigliserida


PENDAHULUAN
Penyakit Jantung koroner (PJK) merupakan masalah kesehatan yang cukup penting, karena kebanyakan terkena dampak penyakit ini adalah usia produktif. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam laporannya mengumumkan bahwa penyakit jantung, infeksi dan kanker masih tetap mendominasi peringkat teratas penyebab utama kematian di dunia. Serangan jantung masih menjadi pembunuh nomor satu dengan 29% kematian global setiap tahun, peringkat kedua diduduki penyakit infeksi dengan 16,2% kematian, disusul kanker dengan 12,6% kematian di dunia (Utami, 2004).
         Asupan makanan merupakan faktor terjadinya penyakit jantung koroner  terutama faktor asupan lemak. Beberapa penelitian mengemukakan bahwa perubahan asupan makanan dapat mempengaruhi kadar lemak darah, yang berarti pula mempengaruhi terjadinya hiperlipidemia (Thaha, 2002).
    Lemak (disebut juga lipid) adalah zat yang kaya energi, yang berfungsi sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Kadar lemak yang abnormal dalam sirkulasi darah (terutama kolesterol) bisa menyebabkan masalah jangka panjang. Resiko terjadinya aterosklerosis dan penyakit arteri koroner (Qauliyah, 2008).
     Kenaikan kadar kolesterol dalam darah tidak dapat disanggah lagi merupakan faktor resiko dalam pembentukan penyakit jantung koroner. Hal ini dibuktikan oleh para ahli dengan penurunan kadar kolesterol dalam darah, menurunkan pula resiko pembentukan arterosklerosis penyebab penyakit jantung koroner. Kolesterol sendiri tidak dapat dipisahkan dari lipoprotein dan lipida lainnya sebagai faktor aterogenik. Sebab, dalam sirkulasi kolesterol berkaitan dengan lipoprotein (Sitepoe, 1992).
Keterkaitan trigliserida dengan penyakit jantung koroner adalah peningkatan terhadap LDL. Kolesterol dan penurunan HDL kolesterol apabila terjadi hipertrigliseridemia. Trigliserida bersirkulasi dalam darah bersama-sama dengan VLDL, yang bersifat aterogenik. Disamping itu, hipertrigliseridemia membantu trombosit arteri koroner, mendorong penyakit jantung koroner (Sitepoe, 1992).
       Kolestrol yang berada dalam zat makanan dapat meningkatkan kadar kolestrol dalam darah. Jika konsumsi kadar kolestrol meningkat maka akan bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap didalam pembuluh darah yang menyebabkan penyempitan sehingga suplai darah ke jantung tidak cukup jumlahnya dan meningkatkan penyakit jantung koroner. Sedangkan trigliserida merupakan komponen yang normal dari darah,. Sebagian makanan yang  mengandung lemak berbentuk trigliserida, sehingga akan meningkatkan kadar trigliserida dalam darah dan cenderung meningkatkan kadar kolestrol (Soeharto, 2004).
Penelitian Alberto et al. 1996, bertujuan untuk melihat hubungan antara asupan lemak dan kejadian PJK Amerika Serikat. Hasil penelitian memperlihatkan adanya hubungan yang pada laki-laki dewasa dan tua, dilakukan di signifikan antara asupan lemak jenuh dengan resiko penyakit jantung. 

 Data rekam medik di RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara dilaporkan Prevalensi penyakit jantung tahun 2008, yakni penyakit jantung reumatik kronik sebesar 6,19%, Infark miokard akut 1,58%, penyakit jantung iskemik lainnya (PJK) 32,36%, dan penyakit jantung lainnya sebesar 48,49%.
       Data rekam medik RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara di laporkan bahwa prevalensi penderita penyakit jantung koroner  rawat jalan selama 4 tahun terakhir terus mengalami peningkatan yakni pada tahun 2006 sebanyak 1039 orang, tahun 2007 sebanyak 1406 orang, pada tahun 2008 sebanyak 1578 orang, dan terus meningkat pada tahun 2009 sebesar 1602 orang.
             Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul hubungan asupan lemak dengan kadar kolesterol total dan trigliserida darah pada pasien penyakit jantung koroner (PJK) rawat jalan di RSU. Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011.

BAHAN DAN METODE
            Penelitian termasuk jenis penelitian deskriftif analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study.
            Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 11-28 Agustus  2011 di Poli Jantung RSU. Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011.
            Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien PJK (Penyakit Jantung Koroner) rawat jalan di RSU. Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011 sebanyak 220 orang.
                  Sampel dalam penelitian ini yaitu pasien PJK rawat jalan di RSU. Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 sebanyak 61 sampel. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Purporsive Sampling dengan kriteria sampel sebagai berikut :
1.      Terdaftar sebagai pasien rawat jalan di RSU. Propinsi Sultra
2.      Berusia >40 tahun
3.      Penderita PJK yang sudah beberapa kali kunjungan.
4.      Penderita PJK tanpa komplikasi
5.      Bersedia untuk menjadi sampel
6.      Mampu berkomunikasi dengan baik.
Untuk menghitung besarnya sampel yang populasinya lebih kecil dari 10000 mengunakan rumus:


    N
n   = 
N.d²+1
 
 


n =            220
         220.(0,10)² + 1

n =           220
          220 (0,01) + 1
n =        220
             3,2
n =    61 sampel


Keterangan
N  =  Jumlah populasi
n   =  Besar sampel
d   =  Besar presisi 10% atau 0,10
(Notoatmodjo, 2004)
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Data Primer
a.    Identitas sampel dikumpulkan melalui hasil wawancara dengan menggunakan kuisioner
b.   Data asupan lemak dikumpulkan dengan menggunakan Food Frequensi (FFQ).
2. Data Sekunder
a.  Data kadar kolesterol total di peroleh dari rekapan hasil pemeriksaan laboratorium pasien PJK.
b.  Data kadar trigliserida diperoleh dari rekapan hasil pemeriksaan laboratorium pasien PJK.
c. Data profil/demografi RSU. Provinsi      Sulawesi Tenggara yang meliputi lokasi,          ketenagaan, sarana dan prasarana, dan        lain-lain di peroleh dari hasil dokumentasi.

PENGOLAHAN DATA
1.      Data asupan lemak diolah secara manual berdasarkan hasil wawancara menggunakan Food Frequensi mengenai asupan lemak pasien dan di tentukan dengan mencatat setiap jawaban responden, kemudian menjumlahkan skor dari tiap item pertanyaan asupan lemak, selanjutnya dibandingkan dengan standar asupan lemak
2.      Data kadar kolesterol darah diolah berdasarkan bobot jawaban responden kemudian dibandingkan dengan kriteria objektif kolesterol darah.
3.      Data kadar trigliserida diolah berdasarkan bobot jawaban responden kemudian dibandingkan dengan kriteria objektif kadar trigliserida dalam darah
DEFINISI OPERASIONAL DAN KRITERIA OBYEKTIF.
1.      Asupan lemak dalam penelitian ini adalah jumlah lemak yang dikonsumsi pasien PJK. Lemak adalah zat yang kaya energi, yang berfungsi sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari makanan atau dibentuk di dalam tubuh, terutama di hati dan bisa disimpan di dalam sel-sel lemak untuk digunakan di kemudian hari (Hartono, 2007).
Kriteria objektif :
  Tinggi apabila total asupan lemak ≥ 80 % AKG
Normal  apabila total asupan lemak < 80% AKG
(Almasier, 2002).
2.      Kolesterol total dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol total yang terdapat pada hasil pemeriksaan laboratorium terakhir pasien PJK, dengan kriteria objektif :
a.       Kolesterol normal apabila kadar kolesterol total  ≤ 200 mg/dl
b.      Kolesterol tinggi apabila kadar kolesterol total  > 200 mg/dl
(Soeharto, 2004).
3.      Trigliserida dalam penelitian ini adalah kadar trigliserida dalam darah yang terdapat pada hasil pemeriksaan laboratorium terakhir pasien PJK, dengan kriteria objektif:
a.       Trigliserida normal apabila kadar trigliserida 40-155 mg/dl.
b.      Trigliserida tinggi  apabila kadar trigliserida >155 mg/dl. (Soeharto, 2004)
4.      Pasien Penyakit Jantung Koroner adalah penderita kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dinding dalam pembuluh darah  disertai adanya plak yang akan mempersempit liang atau (lumen) arteri koroner akhirnya akan menganggu aliran darah ke otot jantung (Qauliyah, 2008)
 
HASIL DAN BAHASAN

Karakteristik
Jumlah
n
%
Umur


30 – 49
27
44,2
50 – 64
22
36,1
65 Tahun ke atas
12
19,7
Jenis Kelamin


Laki-Laki
27
44,3
Perempuan
34
55,7
Kadar Kolesterol Darah


Normal
20
32,8
Tinggi
41
67,2
Kadar Trigliserida Darah


Normal
20
32,8
Tinggi
41
67,2
Asupan Lemak


Normal
23
37,7
Tinggi
38
62,3
 


Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar sampel yaitu 65,8% (n=50) memiliki bahwa dari 61 sampel sebagian besar 36,1 % pada kategori umur 50-64  tahun dan sebagian kecil 19,7 % pada kategori umur 65 tahun ke atas. Sebagian besar 55,7 % berjenis kelamin perempuan, selebihnya 42,3 % berjenis kelamin Laki–laki.
sebagian besar 67,2 % kadar kolesterol darah dalam kategori tinggi, selebihnya 32,8 % dalam kategori normal. Kemudian dari 61 sampel sebagian besar 67,2% kadar trigliserida dalam kategori tinggi, selebihnya 32,8 % dalam kategori normal dan sebagian besar 62,3 % asupan lemaknya dalam kategori  tinggi, selebihnya 37,7 % dalam kategori normal.

Hubungan Kadar  Kolesterol Total dengan Asupan Lemak

Kadar Kolesterol Total
Asupan Lemak
Hasil Uji
Normal
Tinggi
n
%
n
%
Normal
13
56,5
9
25,7
P = 0,245
Tinggi
10
43,5
26
74,3
(0,05)
Total
23
100
35
100


Tabel diatas menunjukan bahwa dari 38 sampel yang asupan lemaknya tinggi sebagian besar 81,6% memiliki kadar kolesterol yang tinggi, dan dari 23 sampel yang asupan lemaknya dalam kategori normal sebagian besar 56,5% memiliki kadar kolesterol normal.
Berdasarkan analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh nilai p = 0,002 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kadar kolesterol total dengan asupan lemak.
Kebiasaan kurang mengkonsumsi jenis bahan makanan yang dapat membantu menurunkan kolesterol (hipokolesterolemik) antara lain serat dari sayuran dan buah-buahan, kacang kedelai (tempe) juga dapat mempengaruhi kolesterol darah            (Karyadi, 2002).
Pada dasarnya pola konsumsi pangan merupakan hasil budaya masyarakat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor manusia itu sendiri, seperti kebiasaan makan, pendapatan keluarga dan pengetahuan gizi. Kebiasaan makan keluarga sangat penting diperhatikan karena sikap terhadap makanan menunjukkan ada hubungan antara makanan dan kesehatan. Kesukaan yang berlebihan terhadap satu jenis makanan atau disebut sebagai fadisme makanan akan mengakibatkan kurang bervariasinya makanan dan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan kehidupan modern yang serba cepat, tersedianya fasilitas pelayanan makanan baik berupa warung, cafetaria, atau tempat – tempat penjualan makanan yang dapat dihidangkan dan dimakan secara praktis dan cepat sering mendorong tumbuhnya fadisme makanan tersebut(Moedji Mahmien, 1992 )
        Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Indonesia oleh Sulastri, et al., (2005) tentang pola makan dan profil lipid laki-laki etnik Minangkabau didapatkan hasil terdapat korelasi positif yang bermakna antara asupan lemak total dan asam lemak jenuh dengan kadar kolesterol plasma dan LDL-Kolesterol (r= 0,268, p= 0,008; r= 0,258, p= 0,011 dan r= 0,272, p= 0,007’ r= 0,266, p= 0,009). Pada analisis multivariat didapatkan bahwa asupan lemak total mempunyai hubungan yang paling bermakna dengan kadar kolesterol total (p= 0,003), subyek penelitian yang mengkonsumsi lemak total lebih dari yang dianjurkan beresiko hiperkolesterolemia 2,621 kali lebih tinggi dibandingkan yang mengkonsumsi cukup atau kurang (OR = 2,621 : Cl 95%)         

Hubungan Asupan Lemak dengan Trigliserida Darah

Kadar Trigliserida Darah
Asupan Lemak
Hasil Uji
Normal
Tinggi
n
%
n
%
Normal
11
47,8
9
25,7
P = 0,245
Tinggi
12
52,2
26
74,3
(0,05)
Total
23
100
35
100


Tabel diatas menunjukan bahwa dari 38 sampel yang asupan lemaknya tinggi sebagian besar 84,2% memiliki kadar kolesterol yang tinggi, dan dari 23 sampel yang asupan lemaknya dalam kategori normal sebagian besar 52,2% memiliki kadar kolesterol normal.
Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh nilai p = 0,007 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kadar trigliserida darah dengan asupan lemak.
         Asupan makanan merupakan faktor terjadinya penyakit jantung koroner  terutama faktor asupan lemak. Beberapa penelitian mengemukakan bahwa perubahan asupan makanan dapat mempengaruhi kadar lemak darah, yang berarti pula mempengaruhi terjadinya hiperlipidemia (Thaha, 2002).
   Ada beberapa penyebab tingginya kadar trigliserida, misalnya saja kegemukan, kurang bergerak, konsumsi makanan yang kaya karbohidrat sederhana (gula, tepung) dan lemak jenuh. Pada beberapa kasus, lonjakan trigliserida juga terkait dengan penyakit diabetes, penyakit ginjal atau hati, serta faktor keturunan dalam keluarga. Faktor genetik paling sulit diatasi karena reseptor di dalam sel-sel hati yang bertugas untuk mengubah trigliserida yang berlebih untuk menjadi kolesterol telah mengalami cacat bawaan. Dari berbagai risiko di atas, sudah jelas bahwa konsumsi makanan yang sehat, ditambah aktivitas fisik bisa menurunkan kadar trigliserida yang berbonus pada naiknya jumlah kolesterol baik. Diet untuk penderita hipertrigliseridemia adalah membatasi asupan lemak jenuh dan mengurangi karbohidrat sederhana seperti gula dan tepung. Bagi mereka yang kegemukan, penurunan berat badan biasanya efektif dalam menurunkan kadar trigliserida (Santoso, 2009).
KESIMPULAN
1.      Asupan lemak pada pasien Penyakit Jantung Koroner rawat jalan di RSU. Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011 sebagian besar  62,3 % asupan lemaknya dalam kategori  tinggi.
2.      Kadar kolesterol total pada pasien Penyakit Jantung Koroner rawat jalan di RSU. Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011 sebagian besar 67,2 % kadar kolesterol darah dalam kategori tinggi.
3.      Kadar trigliserida darah pada pasien Penyakit Jantung Koroner rawat jalan di RSU. Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011 sebagian besar 67,2% kadar trigliserida dalam kategori tinggi.
4.      Ada hubungan asupan lemak dengan kadar kolestrol total pada pasien Penyakit Jantung Koroner rawat jalan di RSU. Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011.
5.      Ada hubungan asupan lemak dengan kadar trigliserida pada pasien Penyakit Jantung Koroner rawat jalan di RSU. Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011.
SARAN
1.      Bagi institusi kesehatan, perlu adanya upaya Bagi Rumah sakit umum daerah agar memberikan penyuluhan tentang efek asupan lemak yang berlebihan bagi penderita jantung koroner sehingga dapat mengurangi asupan lemak bagi penderita jantung.
2.      Bagi penderita jantung koroner hendaknya membatasi makanan yang tinggi lemak guna mengurangi resiko terjadinya penyakit jantung koroner.

DAFTAR PUSTAKA

Adib. M, 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan Stroke. PT. Aksara D’loka Grafika:Yogyakarta.

Almada, 1997. Kelainan Lipid.  www.Medicastore.com. Diakses tanggal 25 April 2011.

Almatsiet. S, 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Arshan, 2009. Jantung Koroner. www. Asian Brain.com. diakses tanggal 20 April 2010.

Budiyanto, 2002. Gizi dan Kesehatan. Bayu Media.   UMM Press.
Bustan, M. N, 1997. Epidemiologi Penyakit Tidak      Menular. Penerbit Rineka  Cipta: Jakarta
Hartono, 2007. Hiperlipidemia.           http://medicastore.com/ diakses tanggal 5        Maret 2010
Heslet, 2002. Kolesterol. Kesaint Blanc. Jakarta.
Hull, Allison. 1996. Penyakit Jantung, Hipertensi       dan Nutrisi. Bumi Aksara: Jakarta.
Karyadi, 2002. Hidup Bersama Penyakit Hipertensi, Asam Urat Penyakit Jantung Koroner. Intisari : Jakarta.http//:www.jantung.co.id, diakses tanggal 5 Maret 2010.
Lipoeto, N.I., 2006. Zat  Gizi Dan Makanan Pada      Penyakit Kardiovaskuler. Andalas       University Press.http://kadovaskuler.com.      diakses tanggal 5 Maret 2010.
Moore, 1997. Pengaturan Makanan dan Diit Untuk Penyembuhan Penyakit. PT. Gramedia:Jakarta. http://diit.co.id. Diakses tanggal 5 Maret 2010.
Notoatmodjo, 2004. Metodologi Penelitian. PT. Rineka Cipta: Jakarta.
Petch. M, 1995. Penyakit Jantung. PT. Arcan, Jakarta.
Qauliyah, 2008. Tidak Semua Lemak Berbahaya Bagi Kesehatan. http://www.langsing diet.com//html diakses tanggal 26 April 2010.
Santoso, 2009. Trigliserida, Sama Bahayanya dengan Kolesterol. www. Kompas.com. diakses tanggal 26 April 2010.
Setianto,           2009.   Inilah Penyebab Penyakit Jantung Koroner. http://Bejowordpress.com// diakses tanggl 26 April 2010.
Sitepoe. M, 1992. Kolestrolfobia Keterkaitannya Dengan Penyakit Jantung. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Soeharto. I, 2004. Penyakit Jantung Koroner dan Serangan  Jantung. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Sugiyono, 2004, Statistik Untuk Penelitian, CV.          Alfabeta, Bandung
Supari, S.F., 2004. ”Fatty In Cardiovascular Disease” New Paradigm. Pidato Ilmiah           HUT ke 58 FK-      UGM.http://www.wordpress.com.//. Diakses   tanggal 26 April 2010
Supariasa, IDN, Bakri, dan Fajar I, 2001.  Penilaian Status Gizi.  Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Tenggara, 2008. Lemak Kolesterol dan Trigliserida. http://digilib.unsri.ac.id. Diakses tanggal 26 April 2010.
Thaha, 2002. Pangan dan Gizi di Era Desentralisasi : Masalah dan Strategi Pemecahannya, DPP Pergizi Pangan Indonesia dan Pusat Pangan, Gizi dan Kesehatan Unhas, Makassar.
Utami. S, 2004. Gizi Tepat, Jantung Tetap Sehat. http://id.inaheart.or.id/. Diakses tanggal 25 April 2010












1 komentar: