Translate

Rabu, 15 Oktober 2014

Jurnal : Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu dan Pola Asuh Makan dengan Status Gizi Bayi 6-12 Bulan



HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI IBU DAN POLA ASUH  MAKAN
DENGAN STATUS GIZI BAYI 6 – 12 BULAN  DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUWATU  KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2011


Ellyani Abadi

RINGKASAN

  
Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu dan Pola Asuh Makan dengan Status Gizi Bayi 6–12 Bulan di Wilayah Kerja Puuwatu  Kota Kendari Sulawesi Tenggara Tahun 2011 .
   Gizi merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi agar tumbuh dan berkembang dengan baik, status gizi buruk/kurang menunjukan kejadian kerawanan gizi pada keluarga disebabkan adanya berbagai multi faktor pada pola pengasuhan, dan perawatan anak balita. Diantaranya asupan makan, penyakit infeksi, kurangnya kontrol/pola asuh pada balita baik khususnya asuhan makan, pengetahuan yang masih kurang, hygiene perorangan maupun kebersihan lingkungan sekitar tempat anak balita berinteraksi dan beraktifitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Pengetahuan Gizi Ibu Dan Pola Asuh Makan dengan Status Gizi Bayi 6 – 12 Bulan  di Wilayah Kerja Puskesmas Tongauna  Kecamatan Tongauna Kabupaten Konawe Tahun 2010.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan “Cross Sectional Studi”. Populasi penelitian adalah semua bayi berumur  6 – 12 bulan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tongauna Kecamatan Tongauna Kabupaten Konawe Tahun 2010 yaitu sebanyak 46 bayi. Dan sample berjumlah 46 orang yang diambil secara Total Sampling, data diperoleh menggunakan kuisioner dan di uji menggunakan uji Chi-Square.
Hasil yang diperoleh yaitu dari 46 sampel terdapat 69,6 % (n=32)  pengetahuan gizi ibu dalam kategori kurang dan 30,4% (n=14) dalam kategori cukup, kemudian terdapat 65,2 % (n=30) pola asuh makan dalam kategori cukup dan 34,8 % (n=16) dalam kategori kurang Serta terdapat 73,9 % (n=34) yang  status gizinya dalam kategori baik  dan 26,1 % (n=12) dalam kategori kurang
            Dari hasil penelitian disimpulkan pengetahuan gizi ibu dan pola asuh makan tidak mempengaruhi status gizi bayi 6-12 bulan di Puskesmas Tongauna  Kecamatan Tongauna Kabupaten Konawe tahun  2010.
Saran bagi Puskesmas Tongauna agar senantiasa memberikan penyuluhan tentang keluarga sadar gizi (Kadarzi) untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya ibu sehingga dalam penyediaan makanan dalam keluarga khususnya bagi bayi  dapat memperhatikan aspek gizinya dan bagi masyarakat terutama kaum ibu hendaknya mengikuti perkembangan informasi kesehatan khususnya menyangkut bayi baik melalui kegiatan penyuluhan maupun dari media cetak dan electronik. Dan hendaknya para ibu selalu aktif mengikuti Posyandu sehingga dapat diketahui perkembangan status gizi bayinya.
.
Daftar Pustaka  18 ( 1988 – 2009 )
Kata Kunci : Pengetahuan Gizi, Pola Asuh Makan, Status Gizi dan Bayi 6-12 bulan.


PENDAHULUAN

            Keadaan gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Gizi yang tidak sembang baik kekurangan maupun kelebihan akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (Supariasa, dkk. 2001).
            Upaya peningkatan status kesehatan dan giz anak/bayi umur 0-24 bulan melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari upaya perbaikan gizi secara menyeluruh. Ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan bayi dan adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan,  secara tidak langsung menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak, khususnya pada umur dibawah 2 tahun (Anonimous, 2003).
            Rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan gizi ibu juga berperan menyebabkan munculnya kasus gizi buruk, tidak jarang kasus ini muncul pada keluarga dengan tingkat ekonomi yang kurang. Rendahnya tingkat pengetahuan gizi dan kualitas  pengasuhan anak bisa menjadi faktor penyebab yang dominan (Asryaf, 2009).
           Saat ini banyak bayi berada dibawah asuhan orang-orang yang tidak  semestinya seperti kakek atau nenek, saudara, kakak, atau bahkan orang bahkan pembantu rumah tangga yang kurang memahami dan mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan penyediaan makanan bagi bayi                  (Asryaf, 2009).
           Beberapa informasi mutakhir membuktikan bahwa, status gizi buruk/kurang menunjukan kejadian kerawanan gizi pada keluarga disebabkan adanya berbagai multi faktor pada pola pengasuhan, dan perawatan anak balita. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya asupan makanan yang diterima setiap harinya tidak sesuai dengan kebutuhan untuk beraktifitas. Adanya penyakit infeksi mengakibatkan menurunya berat badan dan kehilangan energi dalam tubuh. Hal tersebut dapat disebabkan oleh karena kurangnya kontrol/pola asuh pada balita baik asuhan makan, hygiene perorangan maupun kebersihan lingkungan sekitar tempat anak balita berinteraksi dan beraktifitas (O’Brien dan Gill, 1988).
           Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Kendari pada tahun 2009 prevalensi kasus gizi kurang pada bayi 6-12 bulan di Kota Kendari yang tertinggi berada pada wilayah kerja Puskesmas Puuwatu. Selama tiga tahun terakhir jumlah kasus gizi kurang pada bayi 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu terus mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2007 prevalensi gizi kurang sebanyak 25% (n=22) dari total bayi yang berumur 6-12 bulan, kemudian meningkat pada tahun  2008 menjadi 27% (n=24) dari total bayi yang berumur 6-12 bulan dan terus meningkat pada tahun 2009 menjadi 31% (n=27) dari total bayi yang berumur  6-12 bulan dan pada tahun 2010 mencapai 34% (n=29).
           Dari uraian diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian  tentang” di Wilayah Kerja Puskesmas Puwatu  Kota Kendari Sulawesi Tenggara Tahun 2011.

BAHAN DAN METODE
           Penelitian termasuk jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 25 Maret – 24 April 2010 di wilayah kerja Puskesmas Puwatu  Kota Kendari Sulawesi Tenggara Tahun 2011
         Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi berumur  6 – 12 bulan yang ada di di wilayah kerja Puskesmas Puwatu  yaitu sebanyak 46 bayi.
Sample dalam penelitian ini yaitu ibu yang memiliki bayi berumur 6 – 12 bulan yang ada di wilayah kerja puskesmas tongauna pada bulan Maret 2010 sebanyak 46 bayi. Cara pengambilan sampel menggunakan Total sampling
JENIS DAN CARA PENGUMPULAN DATA
1.      Data Primer
      Identitas sampel meliputi umur, jenis kelamin, sosial ekonomi Data primer dikumpulkan dengan cara mengisi kuisioner berupa identitas responden, pengetahuan gizi dan pola asuh makan dilakukan dengan wawancara dan Data antropometri diperoleh dari pengukuran BB menggunakan Dacin dengan tingkat ketelitian 0,1 kg
2.   Data Sekunder
          Data sekunder berupa jumlah bayi umur              6-12 bulan dan profil/gambaran umum puskesmas diperoleh dari buku register Puskesmas Puuwatu

PENGOLAHAN DATA
a.       Data pengetahuan gizi ibu dan pola asuh makan diperoleh dari wawancara dimana bobot jawaban responden kemudian dibandingkan dengan kriteria objektif pengetahuan gizi ibu.
b.      Data status gizi bayi 6 – 12 bulan yang diperoleh dengan menimbang berat badan (BB) menggunakan alat dacin. Hasil penimbangan kemudian diolah berdasarkan indeks BB/U dan hasilnya dibandingkan dengan standar rujukan WHO-NCHS.

ANALISIS DATA
           Analisis data berupa analisa deskriptif dan inferensial. Dalam analisis digunakan uji statistic “chi-square” dengan rumus
Keterangan :
                     = Chi-square
ABCD                = frekuensi pada sel
                      = faktor koreksi yates
N                       = Jumlah sample
Interprestasi hasil uji dikatakan bermakna dengan kriteria :
x2 hitung > x2 tabel = ada hubungan yang bermakna
x2 hitung < x2 tabel = tidak ada hubungan  yang bermaknaPenyajian data dilakukan secara deskriptif dalam bentuk narasi dan tabulasi                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                
DEFINISI OPERASIONAL DAN KRITERIA OBYEKTIF.
1.      Bayi 6 – 12 bulan  adalah bayi laki-laki dan perempuan yang berumur 6 – 12 bulan.        
2.      Pengetahuan Gizi Ibu adalah pengetahuan tentang gizi yang dimiliki ibu dapat dipengaruhi perilaku positif yang diperoleh melalui pendidikan formal dan non formal dengan kriteria objektif :
Cukup :  apabila jawaban responden > 60%
Kurang : apabila jawaban responden < 60%
(Khomsan, 2003)
3.      Pola Asuh Makan Anak adalah cara atau interaksi antara ibu dan anak diantaranya adalah untuk memenuhi kebutuhan anak terhadap makanan, dengan kriteria :
Cukup        :  apabila jawaban responden ≥ 60                       % dari total skor
Kurang       :  apabila jawabn responden < 60 %                  dari total skor
(Judarwanto, 2004)
4.      Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi energi , protein, dan menggunakan zat-zat gizi.. Hasil pengukuran kemudian dibandingkan dengan standar WHO-NCHS. Dengan kriteria objektif  :
Gizi Baik               :  2 SD sampai + 2 SD
Gizi Kurang           :  -3 SD sampai – 2 SD
(Almatsier, 2002)
 
HASIL DAN BAHASAN

Karakteristik
Jumlah
n
%
Umur


6 – 8
19
41,3
 9 – 12
27
58,7
Jenis Kelamin


Perempuan
26
56,5
Laki-laki
20
43,5
Jumlah Anggota Keluarga


> 4 orang
17
36,9
≤ 4 orang
29
63,1
Pengetahuan Gizi


Cukup
14
30,4
Kurang
32
69,6
Pola Asuh Makan


Cukup
30
65,2
Kurang
16
34,8
Status Gizi


Baik
34
73,9
Kurang
12
26,1
 
Tabel diatas menunjukan bahwa dari 46 sampel  terdapat 58,7 % (n=27)  pada kategori umur bayi 9 – 12 bulan dan 41,3 % (n=19) pada kategori umur bayi 6-8 bulan.
terdapat 56,5 % (n=26) berjenis kelamin perempuan dan 43,5 % (n=20) berjenis kelamin Laki–laki
Tabel diatas menunjukan bahwa dari 46 sampel terdapat 36,9 % (n=17)  jumlah anggota keluarga dalam kategori > 4 orang dan 63,1% (n=29) dalam kategori ≤ 4 orang kemudian dari 46 sampel terdapat 69,6 % (n=32)  pengetahuan gizi ibu dalam kategori kurang dan 30,4 % (n=14) dalam kategori cukup. Tabel diatas menunjukan bahwa dari 46 sampel terdapat 65,2 % (n=30) pola asuh makan dalam kategori cukup dan  34,8 % (n=16) dalam kategori kurang. Kemudian dari 46 sampel terdapat 73,9 % (n=34) yang  status gizinya dalam kategori baik  dan 26,1 % (n=12) dalam kategori kurang.

 Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu dan Status Gizi
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa persentase tertinggi adalah sampel yang memiliki status gizi baik dengan tingkat pengetahuan dalam kategori  kurang.


Pengetahuan Gizi Ibu
Status Gizi
Total
Baik
Kurang
n
%
n
%
n
%
Cukup
11
24
3
6
14
30
Kurang
23
50
9
20
32
70
Total
34
74
12
26
46
100
  Tabel diatas menunjukan bahwa dari 46 sampel terdapat 50% (n=23) bayi memiliki ibu yang pengetahuan gizi kurang dengan status gizi baik dan 24% (n=11) bayi memiliki ibu yang pengetahuan gizi cukup dengan status gizi baik. Kemudian terdapat 20% (n=9) bayi yang memiliki status gizi kurang dari ibu dengan pengetahuan gizi kurang dan 6 % (n=3) bayi yang status gizi kurang dari ibu dengan pengetahuan gizi cukup.
 Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05) diperoleh X2 Hitung (0,025)  <  X2 Tabel (3,841) berarti hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak berarti tidak ada  hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan gizi ibu dengan status gizi.
Banyak faktor yang mempengaruhi status gizi, pengetahuan merupakan salah satu faktor tidak langsung yang ikut berperan dalam menentukan keadaan gizi seseorang. Di Puskesmas Tongauna sebesar 70% pengetahuan ibu dalam kategori kurang, meskipun demikian status gizi bayi 6-12 di puskemas Tongauna sebagian besar dalam kategori baik 85%. Meskipun tingkat pengetahuan rendah namun status gizi bayi tetap dalam kategori baik sehingga hal ini menggambarkan bahwa tingkat pengetahuan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi status gizi, terdapat faktor lain seperti asupan, pendapatan, pekerjaan, sikap dan lain-lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Penelitian ini bertolak belakang dengan  pendapat Suhardjo (2003) yang mengemukakan bahwa kurangnya pengetahuan dan salah konsepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan merupakan masalah yang sudah umum. Salah satu sebab masalah kurang gizi yaitu kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kemampuan untuk menerapkan informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari
Sedioetama (2000), juga mengemukakan bahwa semakin banyak pengetahuan gizinya, semakin di perhitungkan jenis dan kwantum makanan yang di pilih untuk di konsumsinya. Awam yang tidak cukup memilki pengetahuan gizi, akan memilih bahan makanan yang menarik pancaindera dan tidak mengadakan pilihan berdasarkan nilai gizi makanan. Sebaliknya mereka yang semakin banyak pengetahuan gizinya, lebih mempergunakan pertimbangan rasional dan pengetahuan tentang gizi makanan tersebut.

Hubungan Pola Asuh Makan dengan Status Gizi Ibu
      Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa persentase tertinggi adalah sampel yang memiliki status gizi baik dengan pola asuh makan dalam kategori kurang.
Pola Asuh Makan
Status Gizi
Total
Baik
Kurang
n
%
n
%
n
%
Cukup
19
41,3
11
23,9
30
65,2
Kurang
15
32,6
1
2,2
26
34,8
Total
34
73,9
12
26,1
46
100
Tabel diatas menunjukan bahwa dari 46 sampel terdapat 41,3% (n=19) bayi dengan status gizi baik memiliki pola asuh makan cukup dan 32,6% (n=15) bayi dengan status gizi baik memiliki pola asuh makan kurang. Kemudian terdapat 23,9% (n=11) bayi dengan status gizi kurang memiliki pola asuh makan  cukup dan 2,2 % (n=1) bayi dengan status gizi kurang memiliki pola asuh makan kurang.
          Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05) diperoleh X2 Hitung (3,57)  <  X2 Tabel (3,841) berarti hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak berarti tidak ada  hubungan yang signifikan antara pola asuh makan dengan status gizi
Pola asuh makan merupakan salah satu faktor tidak langsung yang dapat mempengaruhi status gizi. Pola asuh makan bayi 6-12 bulan di Puskesmas Tongauna sebagian besar dalam kategori cukup 56% dan status gizinya dalam kategori baik sebanyak 85%. Meskipun pola asuhmakan sebagian besar dalam dalam kategori cukup  dan status gizi bayi sebagian besar dalam keadaan baik hal ini menggambarkan bahwa pola asuh makan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi status gizi atau pola asuh makan memberikan kontribusi yang sangat kecil terhadap status gizi
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan pendapat Santoso dan Ranti (2004) yang menyatakan bahwa salah satu aspek kunci pola asuh gizi adalah aspek pemberian makan. Sehingga apabila pola asuh gizi suatu warga baik maka praktik pemberian makannya juga baik. Praktik pemberian makan menyangkut kualitas dan kuantitas makanan. Dengan cukup makanan yang bermutu mengalami pertumbuhan badan dengan berat badan sesuai umur atau AKE akan meningkat
KESIMPULAN
1.      Pengetahuan gizi ibu di wilayah kerja Puskesmas Tongauna  Kecamatan Tongauna Kabupaten Konawe tahun  2011  sebagian besar 70 % dalam kategori kurang.
2.      Pola asuh makan bayi 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Tongauna  Kecamatan Tongauna Kabupaten Konawe tahun  2011    sebagian besar 65,2% dalam kategori cukup.
3.      Status gizi bayi 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Tongauna  Kecamatan Tongauna Kabupaten Konawe tahun  2011  sebagian besar 74% dalam kategori baik.
4.      Pengetahuan gizi ibu tidak berhubungan dengan status gizi bayi 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Tongauna  Kecamatan Tongauna Kabupaten Konawe tahun  2011
5.      Pola asuh makan tidak berhubungan dengan status gizi bayi 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Tongauna  Kecamatan Tongauna Kabupaten Konawe tahun  2011.

Saran
1.      Bagi Puskesmas Tongauna agar senantiasa memberikan penyuluhan tentang keluarga sadar gizi (Kadarzi) untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya ibu sehingga dalam penyediaan makanan dalam keluarga khususnya bagi bayi  dapat memperhatikan aspek gizinya.
2.    Bagi masyarakat terutama kaum ibu hendaknya mengikuti perkembangan informasi kesehatan khususnya menyangkut bayi baik melalui kegiatan penyuluhan maupun dari media cetak dan electronik. Dan hendaknya para ibu selalu aktif mengikuti Posyandu sehingga dapat diketahui perkembangan status gizi bayinya

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S, 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT.         Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Anonimous, 2003.150.000 Bayi & Balita Meninggal Karena Kekurangan Gizi http://www.kompas.com. (Diakses 10 Juli 2011).

Aritonang dan Priharsiwi, 2006.  Busung Lapar.         Media Presindo. Yogyakarta.

Asryaf, 2009. Nutrisi dan Gizi untuk Bayi dan Balita. http://drlizagizi.com/ (Diakses tanggal 20 Mei 2011).

Handajani, 1995. Pangan dan Gizi. Penerbit Medyatama Sarana. Jakarta.
                            
Judarwanto, 2004. Kesulitan Makan Anak. Puspa Swara. Jakarta.

Khomsan, A.  2003.  Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan.  PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Lee, 1989. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Arcan. Jakarta.

Notoatmojo,S. 2003 Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta.

O’Brien dan Gill, 1988. Pemeriksaan Klinis Pada Anak. Binarupa Aksara. Jakarta.

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan Persagi, 1992. Penuntun Diit Anak.  Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Santoso dan Ranti, 2004. Kesehatan dan Gizi. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Sediaoetama, S. 2003. Ilmu Gizi. Bhrata Karya Aksara. Jakarta.

Seto, S, 2001. Pangan dan Gizi. Institusi Pertanian Bogor.

Soehardjo, dkk. 1996.Pangan Gizi dan Pertanian. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta

Suhardjo, 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.

Supariasa, IDN, Bakri, dan Fajar I, 2001.  Penilaian Status Gizi.  Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

Suryanah, 1996. Keperawatan Anak untuk Siswi         SPK. Buku Kedokteran. Jakarta







Tidak ada komentar:

Posting Komentar