Translate

Rabu, 15 Oktober 2014

Peran Strategi Promosi Kesehatan dalam Upaya Kesehatan



TUGAS    :  STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
DOSEN    :  MUH IDRUS, SKM, M.KES

PERAN STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
DALAM UPAYA KESEHATAN


OLEH:
KELOMPOK I
( NON-REG KESMAS PROMKES SEM.VI )
1.    ASNURIALIS PIARDA TOONDU       ( K201302200)
2.    ELLYANI ABADI                                    ( K201302202)
3.    KAMARUDDIN TAMBARU                  ( K201302198)
4.    WAODE ZANDRA                                 ( K201302199)
5.    INSANTI                                                  ( K201302197)
6.    IHRAM                                                     ( K201302197)
7.    MAULID                                                   ( K201302258)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MANDALA WALUYA KENDARI
T.A. 2014


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, dimana tercantum dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat besar peranannya dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka mengimbangi makin ketatnya persaingan bebas di era globalisasi. Keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut memerlukan pembangunan kesehatan yang lebih dinamis dan produktif dengan melibatkan semua sektor terkait termasuk swasta dan masyarakat.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Oleh karena itu perlu diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, promosi kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Dalam rangka memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka diperlukan strategi promosi kesehatan baik kepada pemerintah, tokoh masyarakat, dan khususnya kepada masyarakat.
Maka kami tertarik mengambil judul strategi promosi kesehatan untuk mengetahui bagaimana strategi promosi kesehatan yang di tujukan kepada pemerintah, tokoh masyarakat, dan masyarakat.

B.      Rumusan Masalah
1.    Menjelaskan definisi strategi promosi kesehatan ?
2.    Menjelaskan strategi promosi kesehatan menurut WHO ?
3.    Bagaimana strategi promosi kesehatan menurut piagam ottawa ?
4.    Menjelaskan peningkatan kesmas ?

C.     Tujuan
1.    Untuk mengetahui definisi strategi promosi kesehatan.
2.    Untuk mengetahui strategi promosi kesehatan menurut WHO.
3.    Untuk mengetahui strategi promosi kesehatan menurut piagam ottawa.
4.    Untuk mengetahui peningkatan kesmas.



BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (uu 23 th 92).
Berdasarkan pengertian diatas seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja, tapi juga diukur dari produktifitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi.
Wujud atau indikator dari. masing2 aspek tsb. dalam kes. individu al. :
  1. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan memang secara klinik  tidak sakit.  semua orangan tubuh normal dan berfunsi normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh.
  2. Kesehatan mental   
a.    Pikiran yang sehat  tercermin dari cara berpikir seseorang, yaitu berfikir logis.
b.    Emosional yang sehat tercermin dari kemampuan  seseorang mengekspresikan emosinya.
c.    Spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang  dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian atau penyembahan terhdp sang pencipta alam dan seisinya ( tuhan yang maha esa )
  1. Kesehatan sosial 
Terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain secara baik atau mampu berinteraksi dengan orang  atau kelompok lain tanpa membeda- bedakan  ras, suku, agama atau kepercayaan, status sosial, ekonomi, politik dan sebagainya.
  1. Kesehatan dari aspek ekonomi
Terlihat dari produktivitas seseorang (dewasa) dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong hidupnya atau keluarganya secara finansil.
Bagi anak-anak, remaja, dan usila disini diartikan adalah mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya  kuliah atau belajar bagi pelajar atau mahasiswa, atau kegiatan sosial / keagamaan bagi usila.

B.   Kesehatan  Masyarakat
Ilmu dan seni  :
1.    Mencegah penyakit
2.    Memperpanjang hidup
3.    Meningkatkan kesehatan
melalui   :
1)    Perbaikan sanitasi lingkungan
2)    Pemberantasan penyakit menular
3)    Pendidikan utingkat kebersihan perorangan
4)    Pengoranganisasian pelayanan medis & perawatan utingkat diagnosis dini dan pengobatan
5)    Pengembangan rekayasa sosial utingkat menjamin tiap orang  terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memenuhi kesehatannya
6)    Pengertian  
Upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakatarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan ( promosi kesehatan).
Berdasarkan uraian diatas, dpt dirumuskan bahwa secara konsep promosi kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi dan atau mengajak orang lain, baik individu, kelompok atau masyarakatarakat agar melakukan perilaku hidup sehat.
Sedangkan secara operasional promosi kesehatan adalah semua kegiatan utingkat memberikan dan atau meningkatingkatan pengetahuan,  sikap, dan  praktek  masyarakatarakat dalam memelihara dan meningkatingkatan kesehatan mereka sendiri.
Untuk mewujudkan perilaku sehat, maka intervensi yang dilakukan dapat melalui 2 cara, yaitu :
  1. Tekanan  ( Enforcement)
Cara ini adalah dengan cara tekanan atau paksaan atau koersi (coertion) , yaitu dapat berupa peraturan atau undang-undang  (low enforcement ), instruksi, tekanan fisik atau non fisik, sanksi-sanksi dan sebagainya.
Perubahan ini pada umumnya cepat terwujud, namun pelaksanaannya tidak berlangsung lama langgeng ( stainable).  Hal ini karena perilaku yang dilakukan bukan karena kesadaran yang tinggi terhadap tujuan perilaku yang dilaksanakan. Deterima dengan cepat tapi tidak berlangsung lama
  1. Edukasi (Education)
Caranya adalah dengan persuasif, bujukan, himbauan, ajakan, dengan memberikan kesadaran dan sebagainya melalui kegiatan yang disebut pendidikan atau penyuluhan kesehatan.
Dampak yang dihasilkan akan memakan waktu yang lama atau lambat, namun perilaku yang diadopsi akan langgeng atau bahkan dapat dilakukan  dalam hidupnya (seumur hidup). Oleh karena perilaku dilakukan atas dasar kesadaran.
Perubahan perilaku yang belum atau tidak kondusif kepada yang kondusif   mengandung beberapa dimensi


1.    Perubahan perilaku
Perubahan ini tidak sesuai dengan nilai2 kesehatan menjadi perilaku yang sesuai  dengan nilai2 kesehatan  atau dari perilaku negatif menjadi positif. yang merugikan  dirubah menjadi menguntungkan.
2.    Pembinaan perilaku
Hal ini dimaksudkan agar masyarakatarakat yang sudah berperilaku sehat agar dipertahankan.
3.    Pengembangan perilaku
Hal ini ditujukan utingkat membiasakan hdp sehat bagi anak-anak. perilaku sehat bagi anak-anak seyogyanya dimulai sedini mungkin, karena kebiasaan perawatan terhadap anak termasuk kesehatan yang diberikan oleh orang tua akan langsung berpengaruh pada perilaku anak selanjutnya.
           Contoh  :
Seorang bayi yang buang air  (pipis), secara naluri ia merasa tidak enak (risih), lalu menangis. apabila orang tua tidak merespons ini dalam arti tidak mengganti popoknya , maka lama kelamaan anak akan berhenti menangis dan tidur lagi. untuk selanjutnya apabila buang air kecil lagi, anak tersebut tidak akan menangis lagi. ini berarti anak sdh dibiasakan utingkat berperilaku tidak sehat atau jorok.
B.   Diagnosis Dalam Pembentukan Perilaku
1.    Faktor-Faktor  Predisposisi  (Predispotion Factors)
Faktor ini meliputu pengetahuan & sikap masyarakatarakat, tradisi terhadap kesehatan, tradisi,  sistim nilai dalam masyarakatarakat, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya.
2.    Faktor-Faktor  Pemungkin (Enabling Factors )
            Faktor ini meliputi , ketersediaan sarana, prasarana atau fasilitas  kesehatan bagi masyarakat.
Misalnya :
            Ketersediaan sarana air bersih hubungannya dengan kebersihan
3.    Faktor-Faktor  Penguat  ( Reinforcing Factors )
Faktor ini meliputi sikap dan perilaku dari tokoh masyarakatarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku dari petugas termasuk petugas kesehatan  disini termasuk pula undang-undang, peraturan-peraturan baik pusat maupun daerah. 
E.   Perilaku Mengatasi Masalah
1.    Promotif & Preventif
Mengupayakan agar yang sehat tetap sehat, dengan  mempraktikkan gaya hidup sehat & perilaku hidup  bersih & sehat (PHBS) sesuai masalah kesehatannya, serta berperanaktif dalam pembangunan kesehatan  masyarakatarakat (misalnya melalui upaya kesehatan bersumber masyarakat atau UKBM).
2.    Kuratif & Rehabilitatif
Mengupayakan agar yang terlanjur sakit  tidak menjadi semakin parah, tidak mati, tidak menulari orang lain, dan bahkan  dpt disembuhkan & dipulihkan kesehatannya, dengan memanfaakan tingkatan pelayanan  kesehatan yang ada.

F.    Strategi Promosi Kesehatan
1.    Pemberdayaan masyarakat
a.       Sasaran difokuskan kpd individu, keluarga, atau kelompok
b.      Tujuannya agar sasaran berubah dari tidak  tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi mau, dan dari mau menjadi mampu utk melaksanakan perilaku mencegah & atau mengatasi masalah kesehatan.
c.       Caranya adalah dg memberikan informasi secara terus menerus/berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran.
Bagi masy miskin lebih dulu hrs diatasi masalah kesehatannya à tingkatkan fondasi s/d tkt minimal  .
d.      Pelaksanaannya harus sinkron dengan program teknis kesehatan & program-program yang berkaitan.

2.    Bina Suasana
a.    Individu à tokoh lokal, tokoh agama, tokoh politik, tokoh swasta, tokoh remaja, selebritis à tokoh peduli terhadap kesehatan/panutan.
b.    Kelompok à rt/rw/kelurahn, majelis taklim, kel. Budaya, kel. Arisan/koperasi, org. Wanita, org.siswa, dll à Kelompok peduli terhadap kesehatan.
c.    Masyarakat à Media massa, (cetak, elektronik) à Masy umum Peduli Terhadap kesehatan.
3.    Advokasi
      Merupakan upaya/proses strategis & terencana untuk mendapatkan  komitmen & Dukungan stakeholders/penentu kebijakan/pemilik dana menggunakan  informasi akurat & teknik yang tepat .

a.      Definisi
Strategi promosi kesehatan adalah untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien, diperlukan cara dan pendekatan yang strategis. Cara ini sering disebut strategi, yakni cara bagaimana mencapai atau teknik atau mewujudkan visi dan misi promosi kesehatantersebut secara berhasil guna dan berdaya guna.
b.    Strategi Promosi Kesehatan Menurut WHO
Berdasarkan keputusan WHO pada tahun 1994, strategi promosi kesehatan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1)    Advokasi
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang lain tersebut membantu atau mendukung terhadap apayang diinginkan. Dalam konteks promosi kesehatan, advokasiadalah pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para penjabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan. Dukungan dari para pejabat pembuat keputusan tersebut dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi dan sebagainya.
Kegiatan advokasi ini bermacam-macam bentuk, baik secara formal maupun informal. Secara formal misalnya, penyajian atau presentasi dan seminar tentang issu atau usulan program yang ingin dimintakan dukungan dari para pejabat yang terkait. Kegiatan advokasi secara informal misalnya sowan kepada para pejabat yang relevan dengan program yang diusulkan, untuk secara informal meminta dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, atau mungkin dalam bentuk dana atau fasilitas lain. Dari uraian dapat di advokasi adalah para pejabat baik eksekutif maupun legislatif, di berbagai tingkat dan sektor yang terkait dengan masalah kesehatan (sasaran tertier).
2)    Dukungan Sosial (Social support)
Strategi dukunngan sosial ini adalah suatu kegiatan untukmencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh masyarakat formal maupun informal.
Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dengan masyarakat (penerima program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan social melalui toma pada dasarnya adalah mensosialisasikan programprogram kesehatan, agar masyarakat mau menerima dan mau berpartisipasi dalam program kesehatan tersebut. Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana, atau membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan.
Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain: pelatihan pelatihan para toma, seminar, lokakarya, bimbingan kepada toma dan sebagainya. Dengan demikian maka sasaran utama dukungan sosial atau bina suasana adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat (sasaran sekunder).

3)     Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan pada masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi promosi kesehatan).
Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antaralain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga (income generating skill).
Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga akan  berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan mereka, misaln ya terbentuknya dana sehat, terbentuknya pos obat desa, berdirinya polindes, dan sebagainya. Kegiatankegiatan semacam ini di masyrakat sering disebut “gerakan masyarakat” untuk kesehatan. Dari uraian tersebut sasaran pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat.

c.    Strategi Promosi Kesehatan Menurut Piagam Ottawa
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa ± Canada pada tahun 1986 menghasilkan piagam Otawa (Ottawa Charter). Di dalam piagam Ottawa tersebut dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan, yang mencakup 5 butir, yaitu:
1.    Kebijakan Berwawasan Kebijakan (Health Public Policy)
Suatu strategi promosi kesehatan yang di tujukan kepada para penentu atau pembuat kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik yang mendukung atau menguntungkan kesehatan.
Dengan perkataan lain, agar kebijakan- kebijakan dalam bentuk peraturan, perundangan, surat-surat keputusab dan sebagainya, Pengikut selalu berwawasan atau berorientasi kepada kesahatan publik. Misalnya, ada peraturan atau undang-undang yang mengatur adanya analisis dampak lingkingan untuk mendirikan pabrik, perusahaan, rumah sakit, dan sebagainya. Dengan katalain, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat publik, harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan (kesehatan masyarakat).
2.    Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)
Strategi ini ditujukan kepada para pengelolatempat umum,termasuk pemerintah kota, agar mereka menyediakan sarana-prasarana atau fasilitas yang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat, atau sekurang-kurangnya pengunjung tempat-tempat umum tersebut. Lingkungan yang mendukung kesehatan bagi tempat-tempat umum antara lain: tersedianya tempat sampah, tersedianya tempat buang air besar/kecil, tersedianya air bersih, tersedianya ruangan bagi para perokok dan non-perokok dan sebagainya.
3.    Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service)
Sudah menjadi pemahaman masyarakat pada umumnya bahwa dalam pelayanan kesehatan itu ada “provider” dan “consumer”. Penyelenggara (penyedia) pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan swasta, dan masyarakat adalah sebagai pemakai atau pengguna pelayanan kesehatan. Pemahaman semacam ini harus diubah dan harus diorientasi lagi, bahwa masyarakat bukan sekedar pengguna atau penerima pelayanan kesehatan, tetapi sekaligus juga sebagai penyelenggara, dalam batas-batas tertentu. Realisasi dari reorientasi pelayanan kesehatan ini, adalah para penyelenggara pelayanan kesehatan  baik pemerintrah maupun swasta harus melibatkan diri, bahkan memberdayakan masyarakat agar mereka juga dapat berperan bukan hanya sebagai penerima pelayanan kesehatan, tetapi juga sekaligus sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan. Dalam meorientasikan pelayanan kesehatanini peran promosi kesehatan sangat penting.
4.    Keterampilan Individu (Personnel Skill)
   Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat yang      terdiri dari individu, keluarga, dan kelompok-kelompok. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat akan terwujud apabila kesehatan indivu-individu, keluarga-keluarga dan kelompokkelompok tersebut terwujud. Strategi untuk mewujudkan keterampilan individu-individu (personnels kill) dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah sangat penting.
Langkah awal dari peningkatan keterampilan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka ini adalah memberikan pemahaman-pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan profesional, meningkatkan kesehatan, dan sebagainya. Metode dan teknik pemberian pemahaman ini lebih bersifat individual daripada massa.
5.    Gerakan masyarakat (Community Action)
Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan  mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya seperti tersebut dalam visi promosi kesehatan ini, maka di dalam masyarakat itu sendiri harus ada gerakan atau kegiatan-kegiatan untuk kesehatan. Oleh karenaitu, promosi kesehatan harus mendorong dan memacu kegiatan-kegiatan di masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa adanya kegiatan masyarakat di bidang kesehatan, maka akan terwujud perilaku yang kondusif untuk kesehatan atau masyarakat yang mau dan mampu memelihara serta meningkatkan kesehatan mereka.
d.    Peningkatan Kesmas
Beberapa upaya promosi kesehatan yang telah dilakukan dalam rangka peningkatan kesmas antara lain:
1.    Dukungan promosi kesehatan dalam mengembangkan kebijakan sehat melalui upaya sosialisasi dan advokasi kepada lintas program dan sektor.
2.    Penguatan kemitraan melalui organisasi masyarakat dan dunia  usaha.   
3.    Kampanye Kesehatan dalam rangka menciptakan lingkungan yang kondusif melalui berbagai saluran media dan berbagai kesempatan.
4.    Mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) melalui Gerakan Masyarakat dan Mobilisasi Sosial.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, ada beberapa simpulan dalam peningkatan kesmas, sbb:
a.    Masalah kesehatan sangat komplek sehingga penyelesaiannya memerlukan peran aktif tidak hanya sektor kesehatan saja.
Tingkat kesehatan tidak hanya ditentukan oleh faktor biologis ditingkat mikro tetapi lebih ditentukan oleh berbagai factor sosial, ekonomi, politik ditingkat makro secara menyeluruh.
b.    Implementasi pencapaian tujuan kesehatan masyarakat memerlukan langkah-langkah kebijakan intersektoral dan pendekatan multidisiplin yg dapat mengubah sosial determinan tersebut.
Pemerintah baik pusat, provinsi, kabupaten/kota; swasta dan masyarakat perlu mengupayakan pendorongan kebijakan investasi sosial dan ekonomis yg lebih besar di masyarakat guna mewujudkan kondisi sosial dan lingkungan fisik yg menguntungkan bagi tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi dan berkeadilan.



BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Strategi promosi kesehatan adalah untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien, diperlukan cara dan pendekatan yang strategis. Cara ini sering disebut strategi, yakni cara bagaimana mencapai visi dan misi promosi kesehatan.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, ada beberapa simpulan dalam peningkatan kesmas, sbb:
1.    Masalah kesehatan sangat komplek sehingga penyelesaiannya memerlukan peran aktif tidak hanya sektor kesehatan saja.
Tingkat kesehatan tidak hanya ditentukan oleh faktor biologis ditingkat mikro tetapi lebih ditentukan oleh berbagai factor sosial, ekonomi, politik ditingkat makro secara menyeluruh
2.    Implementasi pencapaian tujuan kesehatan masyarakat memerlukan langkah-langkah kebijakan intersektoral dan pendekatan multidisiplin yg dapat mengubah sosial determinan tersebut.
Pemerintah baik pusat, provinsi, kabupaten/kota; swasta dan masyarakat perlu mengupayakan pendorongan kebijakan investasi sosial dan ekonomis yg lebih besar di masyarakat guna mewujudkan kondisi sosial dan lingkungan fisik yg menguntungkan bagi tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi dan berkeadilan.
B.   Saran
Dalam pembuatannya, masih banyak terdapat kekeliruan pada makalah ini. Oleh karena itu, perlu diadakan koreksi agar dalam pembuatan makalah yang akan datang lebih baik lagi. Selain itu, makalah ini disarankan pula untuk dijadikan tolak ukur dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar